Senin, 15 Desember 2014

MERAPAT bukan MENGINJAK

Suatu kali saat berjamaah di masjid kampus, akwat disamping saya menginjak ujung kaki saya saat merapatkan shaf. Haikk... nyuutt. Mungkin tak sengaja, pikirku.Maka kala itu, ini belum menjadi masalah bagiku. Di kesempatan lain saat shalat, ternyata hal serupa terulang. Kali ini akhwat di samping saya terlambat satu rakaat. Dia merapatkan shaf dan nyuutt (sepertinya akhwat kali ini lebih besar dari yang kemarin). Saya sedikit menggeser kaki namun tetap menjaga kerapatan shaf. Namun rakaat berikutnya, dia kembali melakukan hal yang sama bahkan lebih melebarkan kakinya agar bisa mencapai ujung kakinya sampai terinjak. Well, jujur ini mengganggu kekhusyukan. Dan tiap berjamaah ada saja yang seperti itu. Bukannya saya tidak menghargai keberagaman, tapi yang seperti itu sedikit mengganggu bagi saya. Maklum kaki saya kecil, kalau diijak unjungnya oleh kaki yang seringnya memang lebih besar daripada saya, itu sangat terasa. 

Saya tahu, niat beliau adalah untuk merapatkan shaf. Tapi sepanjang yang saya tahu, merapatkan shaf adalah dengan memastikan bahwa bahu menempel, mata kaki merapat, dan dianjurkan meluruskan shaf. Tidak harus sampai menginjak kan? 
Mari baca beberapa riwayat yang menyebutkan anjuran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para sahabat untuk merapatkan shaf dari situs Islam Konsultasi Syariah.
Terdapat beberapa riwayat yang menyebutkan anjuran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para sahabat untuk merapatkan shaf. Diantaranya,

1. Hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan makmumnya,
أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ وَتَرَاصُّوا
Luruskan shaf kalian dan rapatkan.” (HR. Bukhari 719)

2. Juga dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan,
سوُّوا صُفُوفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصَفِّ مِنْ تَماَمِ الصَّلَاةِ
Luruskan shaf kalian, karena meluruskan shaf bagian dari kesempurnaan shalat.” (HR. Muslim 433).

3. Hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan,
أقيموا الصَفِّ فِي الصَّلَاةِ فَإِنَّ إِقَامَةَ الصَفِّ مِنْ حُسْنِ الصَّلَاةِ
"Luruskan shaf dalam shalat, karena meluruskan shaf bagian dari kesempurnaan shalat." (HR. Muslim 435)

4. Hadis dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan,
اِسْتَوُّوا وَلَا تَـخْتَلِفُوا فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ
"Luruskan, dan jangan berselisih (dalam lurusnya shaf), sehingga hati kalian menjadi berselisih."
Kata Ibnu Mas’ud, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan di atas, sambil mengusap pundak-pundak makmum. (HR. Muslim 122).

5. Hadis dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan,
أَقِيمُوا الصُّفُوفَ وَحَاذُوا بَيْنَ الْمَنَاكِبِ وَسُدُّوا الْخَلَلَ وَلِينُوا بِأَيْدِي إِخْوَانِكُمْ وَلَا تَذَرُوا فُرُجَاتٍ لِلشَّيْطَانِ
Luruskan shaf, rapatkan pundak, dan tutup celah, perlunak pundak kalian untuk saudaranya, dan jangan tinggalkan celah untuk setan.” (HR. Abu Daud 666 dan dishahihkan al-Albani)
Makna: “perlunak pundak kalian untuk saudaranya” adalah hendaknya dia mempemudah setiap orang yang masuk shaf, dengan berusaha agar pundaknya tidak mengganggu orang lain.

6. Hadis Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan,
أَتِـمُّوْا الصَّفَّ الـمُقَدَّمَ، ثُمَّ الَّذِي يَلِيْهِ
Penuhi shaf depan, kemudian shaf berikutnya…” (HR. Abu Daud 671 dan dishahihkan al-Albani).


Bahkan Rasulullah SAW menganjurkan agar pundak kita tidak mengganggu yang lain. Betapa beliau sangat menghargai dan menjaga kenyamanan orang lain, apalagi untuk shalat. Berarti ya kalau bisa tolong sebisa mungkin kaki kita pun jangan sampai menganggu yang lain. Sebisa mungkin kita saling menjaga ya, agar bisa sama-sama khusyuk.
Terima kasih. Semoga bermanfaat.


0 komen pemBACA:

Posting Komentar

Komentari yang sudah diBACA yuk :)