Rabu, 31 Desember 2014

BAYANGAN


Izinkan aku menjadi bayang-bayangmu
Mengikutimu kala siang
dan sesekali datang saat malam

Biarkan aku menjadi bayanganmu
Tak apa jauh darimu saat kau terterangi
Asal kubisa menyatu denganmu saat tak ada yang mencahayai

Aku adalah bayang-bayangmu
Mengejarmu meski kau tak tertangkap
Selalu kau lihat meski aku hanyalah sesosok gelap

Akulah sang bayang-bayang
yang kan membuatmu terus terbayang
yang menjadi lagu yang selalu mengiang
yang dalam ingatanmu kan selalu terkenang
Biar kujarah sebagian sejarahmu
Aku mau ikut kemana-mana dirimu

#DR
This entry was posted in

Selasa, 30 Desember 2014

TERBANG DAN HILANG

Pray for Air Asia QZ 8501

Terbang…
Sayapnya selalu terkembang
Begitulah, burung besi beterbangan
tanpa mengepak sayap
tanpa bisa hinggap
hanya di tanah keras nan luas mendarat

Hilang…
Seekor burung besi menghilang
Sedang di perutnya ada berpuluh beratus orang
Hilangnya menyulut kepanikan
Hilangnya mengundang pertanyaan
Kemana ia gerangan?

Dan di setiap celaka yang burung besi dapatkan
selalu tumpah ruah tangisan
Sanak kerabat dari yang diperutnya
berduka cita kehilangan keluarga

Semoga nyawa-nyawa dalam perut sang burung besi
kembali dengan selamat
atau setidaknya tercabut dengan santun
kembali dengan benar
ke jalan Sang Pemilik

Air Asia QZ8501 hilang 28 Desember 2014

This entry was posted in

Senin, 29 Desember 2014

BEGADANG DI GUDANG

Ada masa-masa mahasiswa dilumat kesibukan luar biasa. Bisa jadi karena jadwal yang memang padat, atau karena lalainya mengatur jadwal walau tidak begitu padat. Mahasiswa-mahasiswa dengan segala sibuknya adalah mereka yang mengaktifkan diri di organisasi, atau di komunitas, atau sedang mengabdikan diri di suatu kepanitiaan, atau bahkan sambil bekerja paruh waktu. Tidak bisa dipungkiri, banyak mahasiswa macam ini yang bermetamorfosa menjadi mahasiswa yang melalaikan dirinya sendiri.

Mahasiswa lalai ini kerap mengabaikan diri sendiri. Jangan kira sempat liburan, Sabtu Minggu saja sering ada kegiatan. Makan sudah tak teratur lagi. Pakaian ditumpuk dulu, dicuci seminggu sekali. Kamar bisa dikatakan berantakan sekali. Buku bacaan dan kertas-kertas tugas di sana sini. Tidak heran teman lainnya mengatakan kamarnya serupa gudang. Selain itu, demi merampungkan segala kewajiban, sampai malam ia dituntut begadang. Sampai-sampai begadang sudah menjadi kebiasaan.

Ah… begadang di ‘gudang’, apa boleh buat. Begitu penat, barulah kamar dirombak, meluangkan waktu agar sempat. Ah… begadang di ‘gudang’, tak mau lagi-lagi tapi tetap saja terulang lagi. Susah sekali mengelak keadaan ini. Amanah dan tanggung jawab menjadi prioritas, takkan tenang mengurus diri sebelum semua tuntas.

Dan setidaknya seminggu sekali, gudang berubah menjadi sangat rapi. Dan saat gudang itu bukan gudang lagi, pikiran menjadi lebih jernih lagi. Maka jangan membiarkan gudang selamanya gudang, sebab tak mungkin kau selalu tahan.

Sabtu, 27 Desember 2014

KESAN ADALAH PRASANGKA

Segala KESAN hanyalah PRASANGKA manusia.

Seseorang terkesan JAHAT, karena mungkin wajahnya mengundang prasangka demikian. Nyatanya bisa saja dia sebenarnya baik dan berhati lembut setelah kita dekat dengannya. Atau mungkin karena sikapnya salah dan tega menurut kita, padahal ia pasti punya alasan melakukannya.

Seseorang terkesan CUEK, karena mungkin dia tidak banyak bicara. Padahal bisa saja ternyata dia adalah orang yang penuh perhatian dan hangat kepada orang-orang yang bersedia mendekatinya.

Seseorang terkesan TIDAK/KURANG IKHLAS, karena kita sok tahu dan menduga-duga tentangnya. Padahal keikhlasan hanya Allah semata yang mengetahuinya.

Seseorang terkesan BAIK, karena hanya nampak yang baik-baik darinya di mata kita. Padahal Allah-lah yang sedang menutupi aib-aibnya.

Seseorang terkesan HEBAT, karena mungkin yang ditunjukkan kepada kita adalah kehebatannya. Padahal setiap orang pasti punya sisi lemahnya. Allah-lah yang memberinya kebisaan padanya untuk menutupi kelemahannya dengan sisi hebatnya.

Seseorang terkesan JUTEK, karena cara bicaranya yang membuat kita berkesan seperti itu terhadapnya. Padahal mungkin saja sebenarnya dia adalah pribadi yang ramah.

Begitulah manusia, sering bahkan mungkin selalu berprasangka. Namun manusia harus menyadari bahwa prasangkanya belum tentu benar adanya. Apapun kesan yang kau tangkap, berprasangka baiklah.

Jumat, 26 Desember 2014

MENYAMPAIKAN DENGAN APAPUN KEBISAAN

Banyak yang lebih merespon posting tentang hidup dan kehidupan (misalnya prestasi, ungkapan perasaan, pengalaman, dsb) daripada posting-posting yang menyampaikan ilmu. Ini bukan ngawur, melainkan dari pengamatan kecil-kecilan tentang respon dari Masyarakat Facebook, baik itu posting saya sendiri maupun posting sesama anggota Masyarakat Facebook. Tidak mudah rasanya untuk bisa menyenangi ilmu bagi beberapa orang. Banyak orang masih melihat siapa yang menyampaikan, bukan apa yang disampaikannya. Sehingga banyak orang pula mengabaikan pesan-pesan baik dari orang yang bagi mereka ‘belum patut didengarkan’.

Banyak orang tersebut masih tak senang membaca ilmu dari mana saja, termasuk apa yang dituliskan temannya (apalagi di sosial media). Mereka hanya membaca apa yang ingin mereka baca. Dan itupun tergantung siapa yang menuliskannya. Mereka enggan membaca tulisan dari yang ‘bukan siapa-siapa’ dan memuji setinggi langit tulisan dari yang ‘sudah ternama’ meski secara isi sebenarnya sama saja. Banyak orang tersebut yang masih senang didengarkan, tapi tak mau mendengarkan (ah… mungkin terkadang saya juga masih termasuk di dalamnya). Sehingga mereka mengacuhkan apa yang orang lain katakan, dan menimpalinya dengan apa yang ingin mereka katakan. Alhasil, ilmu yang disampaikan terlewatkan, bahkan terpantulkan.

Di sisi lain, kita tetap berkewajiban untuk tetap 'menyampaikan', meski dengan apapun kesulitan.
بَÙ„ِّغُوا عَÙ†ِّÙ‰ ÙˆَÙ„َÙˆْ آيَØ©ً
"Sampaikanlah walau hanya satu ayat." (HR. Bukhari)
Maka kita harus pandai-pandai menyampaikan dakwah dengan cara yang berbeda. Tidak perlu pusing dan muluk-muluk memikirkan bagaimana caranya, kita bisa mengambil cara yang dekat dengan kita dan kita sukai tentunya. Kita masih tetap bisa menyampaikan dengan hobi dan keahlian yang kita miliki. Memangnya bisa? Ya bisa saja. Tidak percaya? Ini sudah ada contoh-contohnya:

Berdakwah dengan KOMIK.
Komik menjadi salah satu bacaan yang disukai banyak kalangan, apalagi remaja. Para penggemar komik jelas lebih suka membaca komik daripada bacaan lain. Jika kamu suka menggambar dan berkomik ria, dakwah pun bisa disampaikan melaluinya. Fanpage LINGKAR KOMIK (klik https://www.facebook.com/LingkarKomik) adalah salah satu komik dakwah Islam. Saat ini memiliki 25.476 penyuka, besar kan potensi penyampaiannya? (Never give it up ya mbak Asa, bang Zia, dan bang Tamam - para kontributornya). Masih banyak lho komik-komik dengan passion semacamnya, seperti KOMIK BIEBO dengan 10.534 penyuka (klik https://www.facebook.com/KomikBiebo, THE MUSLIM SHOW dengan 643.557 penyuka (klik https://www.facebook.com/themuslimshow) yang kini sudah ada versi Indonesia THE MUSLIM SHOW INDONESIA dengan 37.641 penyuka (klik https://www.facebook.com/muslimshowindonesia), NYOL NYOL COMICS dengan 4.482 penyuka (klik https://www.facebook.com/nyolnyolcomics), dan masih banyak lagi.

Berdakwah dengan DESAIN GRAFIS.
Desain grafis tengah menggeliat dan sedang hangat. Tidak hanya gambar, kombinasi tulisan aneka font yang dipadupadankan dengan pas bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi Masyarakat Facebook. Bahkan bisa dikatakan 'lebih menyampaikan' daripada ceramah di depan mimbar. Banyak akun yang telah menggunakan desain grafis untuk posting mereka. Contohnya
ALFATIH STUDIOS -- https://www.facebook.com/alfatihstudios
RENDRA VISUAL -- https://www.facebook.com/rendra.visual
MAHASISWA MUSLIM GADJAHMADA -- https://www.facebook.com/pages/Mahasiswa-Muslim-Gadjah-Mada
dan masih banyak lagi

Berdakwah dengan KOMUNITAS.
Dakwah juga bisa melalui komunitas. Kelompok kecil yang yang dirintis lama-lama membesar dan yang utama adalah bisa memberi dampak kemanfaatan. Jika kau mempunyai komunitas, kelolalah menjadi komunitas yang bermanfaat dalam kebaikan. Contohnya
GAPURA -- https://www.facebook.com/pages/Gapura/621458367906605
TERAS DAKWAH -- https://www.facebook.com/TerasDakwah

Berdakwah dengan MEDIA SOSIAL.
Mulai dari Facebook, Twitter, Path, Instagram, Google+, WhatsApp dan apapun itu sebenarnya bisa kita jadikan sarana dakwah. Bukankah akan lebih bermanfaat daripada menggunakan medsos untuk berkeluh kesah, ajang pamer, apalagi sebagai sarana menyebar fitnah. Naudzubillah. Ikuti akun-akun penebar kebaikan, sekalipun itu hanya akun milik teman. Bukankah lebih penting apa yang disampaikan bukan siapa yang menyampaikan. Selain itu juga isilah akunmu sendiri dengan posting berisi kebaikan sebagai ladang amal.

Berdakwah dengan BUKU.
Jika passionmu adalah menulis dan kamu sudah punya tulisan, 'nyata'kanlah tulisanmu dengan buku. Jika memang belum punya tulisan, jadikanlah 'buku impian'mu sebagai motivasi dan semangatmu untuk terus menulis. Saya tidak akan menyebutkan buku-buku dan penulis yang sudah bestseller. Saya justru ingin menghadirkan penulis-penulis yang bisa dikatakan pemula (tidak pemula sekali sih sebenarnya) agar kita terinspirasi. Fadil Ibnu Ahmad, menulis buku "DAKWAH ONLINE" saat statusnya masih menjadi mahasiswa (klik https://muslimgreget.com/). Begitupun Rizki Ageng Mardikawati yang menempuh jalan self-publishing untuk menerbitkan buku-bukunya dengan Pelangi Inspirasi (klik https://www.facebook.com/pages/Pelangi-Inspirasi/372920852886252). Mereka bisa, kamu pun bisa bila berjuang setidaknya sekeras mereka.

Berdakwah dengan CERPEN.
Jika memang belum bisa membuat buku atau novel, kamu bisa menulis yang lebih pendek, yaitu cerpen. Publish di blog dan atau ikutkan ke berbagai perlombaan agar bisa terpublikasikan. Syukur-syukur mendapat gelar kejuaraan. Selain itu, cerpen juga bisa digunakan untuk sarana latihan menulis kreatif/fiksi yang lebih kompleks seperti novel.

Berdakwah dengan KARTUN.
Jangan siakan bakatmu menggambar kartun kartun lucu, sesederhana apapun itu. Kartun bukan lagi milik anak-anak, tapi sesiapapun. Buktinya penyuka akun dan fanpage tentang Islam berikut sudah bejibun:
KARTUN MUSLIMAH -- https://www.facebook.com/DakwahMuslimah atau https://www.facebook.com/pages/Kartun-Muslimah/207391072659690
KARTUN DAKWAH -- https://www.facebook.com/pages/Kartun-Dakwah/463953940370323

Berdakwah dengan WEBSITE/BLOG/TUMBLR.
Suka menulis atau ingin menyampaikan tulisan yang kamu baca dari sumber lainnya? Buat saja website, atau blog yang lebih sederhana.
UMATMUHAMMAD.COM -- https://www.facebook.com/umatmuhammadcom atau umatmuhammad.com
MUSLIM.OR.ID -- https://www.facebook.com/muslim.or.id atau www.muslim.or.id

Jadi ada seribu jalan dakwah. Apapun hobinya, kita bisa mengoptimalkannya untuk hal-hal yang lebih bermanfaat sebab agama Islam bukan pengekang. Barangsiapa menolong agama Allah, Allah akan menolongnya. Begitu kan?!
Alangkah membahagiakan jika hobi dan keahlian kita dapat kita pergunakan untuk menyebarluaskan kemanfaatan. Alangkah beruntungnya bila hobi dan apa yang kita bisa dapat membantu kita semakin dekat dengan Jannah-Nya.
Sampaikan dengan apapun kebisaan. Hamasah!


*Ditulis untuk tugas perdana forum non-fiksi FLP Yogya. Silahkan sumbang saran dan kritikan diposkan di kolom komentar. Syukron.

Selasa, 23 Desember 2014

SUSAHNYA BERKACA


Susah ya bercermin dari orang lain?

» Masih sering menganggap orang lain manja, padahal kita juga pasti pernah bermanja-manja dengan orang-orang yang kita sudah merasa nyaman atau dekat dengannya, bahkan mungkin bagi orang lain kita yang lebih manja.

» Masih sering menganggap orang lain seperti anak-anak, padahal kita juga pasti bertingkah kekanakan meskipun hanya sesekali.

» Masih sering menganggap orang lain menyebalkan, padahal kita sendiri bukan orang yang bersih dari kesalahan, pasti pernah juga membuat orang lain kesal.

» Masih sering menganggap orang lain acuh tak acuh, padahal sangat mungkin kita juga pernah mengacuhkan apa yang orang lain bicarakan atau tak benar-benar memperhatikan apa yang sedang mereka utarakan.

» Masih sering mengangap orang lain tak bertanggung jawab, padahal bisa saja kita pun pernah melepaskan diri dari tanggung jawab.

» Masih sering menganggap orang lain bersikap seenaknya, padahal kita pun mungkin pernah bertindak dan bicara semena-mena terhadapnya.

Senin, 22 Desember 2014

Persembahan CINTA untuk AYAH dan BUNDA


Judul : Persembahan Cinta untuk Ayah dan Bunda
Tebal : 310 halaman
Penerbit : UKKI Press.
Percetakan : Pelangi Inspirasi
Penulis : Dwis Riyuka, dkk
Cover : Denda Yulia A.R
Harga : Rp. 38.000,00

Pemesanan:
Ketik Persembahan Cinta_Nama Lengkap_Alamat Lengkap_Nomor yang bisa dihubungi_Jumlah Pesan kirim ke 089 617 549 302 (Halimah)

Contoh: Persembahan Cinta_Rizky Kezyawati_Jalan Colombo No 45 Yogyakarta 55281_085xxxxxx_5 buah

Sabtu, 20 Desember 2014

RENUNGAN PERANTAUAN

Kami bertukar suara,
suaraku dan suaranya yang melahirkanku.
Kami membincangkan masa depan
tentang rencana dimana adik akan disekolahkan.
Dan aku menyarankan
untuk melepas adik ke perantauan,
agar ia hidup dalam kehidupan,
agar ia terdewasakan oleh kemandirian.
Ibu ternyata mengisyaratkan elakan
"Lalu Bapak Ibu akan di rumah sendirian?"

Jumat, 19 Desember 2014

EMBUN MATA PARA BUNGA

Sepasang itu lama tak mengakrabi-Nya
Mendoa pada-Nya tapi titah tak dilaksana
Sepasang itu jarang nian bercengkerama dengan-Nya
Sesekali hanya menyapa dengan sebuah pinta

Sepasang itu berbunga tiga
Bunga dengan kecantikan beda-beda
Satu bunga diantara tiga
Kuat mengharap kembalinya mereka pada takwa

Bunga-bunga mereka mekar
Satu memudar
Dua lainnya bagai lilin tengah berpendar
Melangitkan doa tiada pudar
Dari api naar semoga serumpun kan terhindar

Suatu kali sepasang itu memanjat pinta
entah berpinta apa
dengan cara beda dari biasa
Sepasang itu kini membumikan dahi bersama
tiap-tiap ada seruan-Nya
Mereka mendekati-Nya dengan lebih mesra

Bunga-bunga pun berbunga-bunga
Hingga tak terasa berjatuhan embun mata
Dalam dada tumbuh syukur yang tak terkata

[19122014]

DIBASUH SUBUH

Kepasrahan telah menelanjangi kecewa
Menjadikannya hampir tiada
Segala keluh luruh seluruh
Dibasuh sang subuh

Luka-luka menguap ke angkasa
Dilucuti kejamnya keluguan doa
Aneka pinta terengkuh
Lalu terbilas dinginnya subuh

Harapan bening mengembun
Mengalahkan amarah yang naik ke ubun
Segala cita enggan runtuh
Makin menguat kala subuh

[19122014]

Kamis, 18 Desember 2014

MENYENANGI ILMU TANPA PANDANG BULU

Tidak mudah rasanya untuk bisa menyenangi ilmu bagi beberapa orang. Banyak orang masih melihat siapa yang menyampaikan, bukan apa yang disampaikannya. Sehingga banyak orang pula mengabaikan pesan-pesan baik dari orang yang bagi mereka 'belum patut didengarkan'.

Banyak orang tersebut yang masih senang didengarkan, tapi tak mau mendengarkan (ah... mungkin terkadang saya juga masih termasuk di dalamnya). Sehingga mereka mengacuhkan apa yang orang lain katakan, dan menimpalinya dengan apa yang ingin mereka katakan. Alhasil, ilmu yang disampaikan terlewatkan, bahkan terpantulkan.

Banyak orang teraebut masih tak senang membaca ilmu dari mana saja, termasuk apa yang dituliskan temannya (apalagi di sosial media). Mereka hanya membaca apa yang ingin mereka baca. Dan itupun tergantung siapa yang menuliskannya. Mereka enggan membaca tulisan dari yang 'bukan siapa-siapa' dan memuji setinggi langit tulisan dari yang 'sudah ternama' meski secara isi sama saja.

Mendengarkan atau membaca = terbuka menerima ilmu.
Mari lebih menyenangi ilmu tanpa pandang bulu.

#RenunganHidup

Senin, 15 Desember 2014

WASPADA RIYA' DAN UJUB!


Mungkin bukan demikian niatmu.
Namun, status-statusmu tentang ibadahmu bisa memangkas ikhlasmu,
bahkan bisa menghapus pahalamu.

Jika pun berDAKWAH,
tentu BUKAN dengan MENGUMBAR IBADAH.
Shalatmu, puasamu, sedekahmu, dan macam-macam ibadahmu itu,
biar saja hanya Dia yang tahu.

MERAPAT bukan MENGINJAK

Suatu kali saat berjamaah di masjid kampus, akwat disamping saya menginjak ujung kaki saya saat merapatkan shaf. Haikk... nyuutt. Mungkin tak sengaja, pikirku.Maka kala itu, ini belum menjadi masalah bagiku. Di kesempatan lain saat shalat, ternyata hal serupa terulang. Kali ini akhwat di samping saya terlambat satu rakaat. Dia merapatkan shaf dan nyuutt (sepertinya akhwat kali ini lebih besar dari yang kemarin). Saya sedikit menggeser kaki namun tetap menjaga kerapatan shaf. Namun rakaat berikutnya, dia kembali melakukan hal yang sama bahkan lebih melebarkan kakinya agar bisa mencapai ujung kakinya sampai terinjak. Well, jujur ini mengganggu kekhusyukan. Dan tiap berjamaah ada saja yang seperti itu. Bukannya saya tidak menghargai keberagaman, tapi yang seperti itu sedikit mengganggu bagi saya. Maklum kaki saya kecil, kalau diijak unjungnya oleh kaki yang seringnya memang lebih besar daripada saya, itu sangat terasa. 

Saya tahu, niat beliau adalah untuk merapatkan shaf. Tapi sepanjang yang saya tahu, merapatkan shaf adalah dengan memastikan bahwa bahu menempel, mata kaki merapat, dan dianjurkan meluruskan shaf. Tidak harus sampai menginjak kan? 

Sabtu, 13 Desember 2014

Jumat, 12 Desember 2014

RAHASIAKAN pinangan, UMUMKAN pernikahan

"RAHASIAKANkanlah pinangan, UMUMkanlah pernikahan." (HR. Ibnu Hibban 1285, Ath-Thabarani I: 1/69, dan lainnya)
Itu sunnah Rasulullah. Maka jika mengganti status di Facebook menjadi bertunangan, tidak di'set 'private' artinya banyak orang bisa melihat, apakah itu bisa disebut merahasiakan??

Senin, 08 Desember 2014

Minggu, 07 Desember 2014

Other Ways to Say GOODNIGHT


Other ways to say GOOD NIGHT
1. Nighty night
2. Nite-nite
3. I'll see you in dreamland
4. Sweet dreams
5. Dream of me
6. See you in my dreams
7. Sleep tight
8. Sleep well
9. Have a nice dreams
10. Have a sea dreams
11. Don't let the bed bugs bite
12. Sleep with angels

Jumat, 05 Desember 2014

Keluarga Utopia Islami dalam “Apapun Masa Depanku Asal Bersama-Mu”

“Cita-cita? Hmm... ya, bisa jadi. Bukankah setiap kita akan sampai pada tahap ini juga? Ah, aku hanyalah anak kecil yang masih belajar merenda kata. Nanti, jika sudah tiba masanya. (Rizky Ageng, 2013)”

Begitulah kutipan di halaman pembuka cerpen berjudul Apapun Masa Depanku Asal Bersama-Mu karya Rizky Ageng Mardikawati (anggota FLP Yogyakarta) yang dimuat di antologi cerpennya, Sejuta Cerita yang terbit di tahun 2014 ini. Cerpen ini pernah dikirimkan ke event menulis bertema "Kisah Masa Depanku" dalam rangka Milad ke-5 FLP Purwakarta 2013.

This entry was posted in

Kepadamu IBU

Kepadamu Ibu, aku sampaikan rindu
mengingat kata dan petuahmu,
mengingat senyum rentamu,
di sini aku termangu

Kepadamu Ibu, anakmu mengaku
kehilangan asa dan gairah dulu
Entah kemana itu
gejolak yang menggebu, yang mengalahkan keras kepalamu
Entah kemana itu
cita-cita mulia membahagiakanmu
menjadi kebanggaanmu
membalas budi tak terukurmu
Entah kemana itu
Entah...

Sendiri di sini, tanpamu, Ibu
Bahkan kepadamu aku tak mampu mengadu
bahwa tak semua teman adalah teman
tak semua yang berkata sayang, benar-benar sayang
mereka yang bersamaku tak selamanya di pihakku
dia pun begitu, datang dan pergi semau-mau
Sendiri, Bu.... Sendiri...
Tak sendiri pun bisa saja aku merasa sendiri
sebab terkadang keramaian hanyalah kulit ari
sedang yang mendarah daging itu biasa kusebut sunyi

Kamis, 04 Desember 2014

SEMERAH MIMPI YANG MEREKAH

Dari sahabat FLP Jogja saat kado silang.
Taukah sahabat
Saat bungkus putih itu kubuka
Bahagiaku tak terkata
Sebab mana kusangka
kudapati buah lincah tanganmu
di depan mataku

Merah membisikkan cinta
Dan kau membisikkannya lewat sepenggal bahasa
"Aku sudah berjuang nyulap LUARnya
Sekarang GILIRANMU nyulap ISInya"

Engkau PASTI BISA Karena Ia Pun Juga


  • Bila ia bisa bersenang-senang tanpa lagi memperdulikanmu, engkau pun pasti bisa memperdulikan hal lain yang lebih bisa menyenangkanmu daripadanya.
  • Bila ia bisa tersenyum dengan lepasnya tanpa memikirkanmu, engkau pun pasti bisa melepaskan beban pikiranmu yang masih dipenuhinya.
  • Bila ia bisa sebegitu bahagianya meski telah meninggalkanmu, engkau pun pasti bisa membahagiakan dirimu meski tanpanya.
  • Bila ia bisa mengeringkan air mata tanpa merasa berdosa padamu, engkau pun harusnya berhenti menghapus dosanya dengan air matamu saat mengingatnya.
  • Bila ia bisa tenang dalam menyikapi kesalahannya terhadapmu, engkau pun pasti bisa menenangkan dirimu menghadapi salah sikapnya.
  • Bila ia bisa acuh dan tak mau tahu perjuanganmu menolak munculnya rasa benci itu, engkau pasti bisa mengacuhkan kebencian yang ditimbulkannya.
  • Bila ia bisa dengan mudahnya berlalu lalu menghapusmu, engkau pun pasti bisa menghapus masa lalu dengannya yang tak layak memilikimu itu, dengan sama mudahnya.

Engkau pasti bisa, karena ia juga lebih dulu bisa. Relakan saja orang yang lebih dulu merelakanmu. Mungkin dulu bukan demi Allah ia mengikatmu, bukan demi Allah kalian berpadu. Maka kini biar Allah-lah yang menjauhkannya agar baik bagimu. Belajarlah, dan jangan lagi mengulangi itu!

Selasa, 02 Desember 2014

Senin, 01 Desember 2014

DUA HARI

Dua hari bersama mereka,
bibit-bibit subur generasi pena nusantara
kelak kami akan saling menjaga
agar 'istana impian' berdiri kokoh senantiasa