Minggu, 02 November 2014

Bukan Dia yang Menyakiti


Suatu kali...
Seorang teman: "Mau ke mana?"
Aku                : "Mau cari buku untuk kado pernikahan...."
Seorang teman: "Kemarin masih ngurusin bisnisnya, sekarang pakai cari kado pernikahnya segala. Kenapa sih kamu masih melakukan ini itu untuk orang yang sudah menyakiti hatimu?"
Aku                : tersenyum "Dia tidak menyakiti hatiku. Dia hanyalah perantara Allah untuk memberitahuku bagaimana rasanya sakit hati, hmmm mungkin agar aku tidak menyakiti hati orang lain."

Benar kan? Kita tidak perlu membalas keburukan dengan keburukan. Mungkin kita belum menjadi orang yang cukup baik. Tapi lakukan saja kebaikan. Seberapa sakit yang pernah kita rasakan, bukankah dia pun pernah melakukan kebaikan kepada kita? Tidak seharusnya kita melupakan banyak kebaikan hanya karena satu kesalahan fatal.

Memang memaafkan kesalahan itu tidak mudah, tapi memaafkan masih lebih mudah daripada melupakan kesalahan itu sendiri. Mengapa? Karena saat teringat akan kesalahan, kita sering lupa jika kita telah memutuskan untuk memaafkan. Sehingga rasa sakit kembali muncul, meski sudah memaafkan. Saat rasa sakit itu muncul, ingat saja keputusan kita telah memaafkan. Ingat Allah. Ingat bahwa semua telah ditata dan diatur sedemikian rupa. Maka kau menyadari bahwa itu artinya bukan dia menyakiti hati. Dia hanyalah perantara Allah untuk memberitahu bagaimana rasanya sakit hati, mungkin agar kita tidak menyakiti hati orang lain. Lalu tersenyumlah, karena kau berhasil mengalahkan sang amarah.


0 komen pemBACA:

Posting Komentar

Komentari yang sudah diBACA yuk :)