Senin, 04 April 2016

IBU: WONDER WOMAN DI DUNIA NYATA

 
Secara fisik, lelaki memiliki kekuatan yang lebih dari wanita. Dari segi postur tubuh dan susunan tulang pun, lelaki memiliki kelebihan dibandingkan dengan wanita secara biologis. Namun pada kenyataannya, banyak sekali kisah-kisah wanita dengan kekuatan luar biasa melebihi kekuatan fisik laki-laki yang menjungkirbalikkan fakta pada umumya. Kekuatan wanita-wanita itu bersumber dari kekuatan hati. Bisa jadi, dengan keteguhan hati mereka, maka fisik itu menjadi lebih kuat atau dikuat-kuatkan. Pernahkah kau dengar kisah-kisah wanita melahirkan anak kembar sebanyak 4, 6, atau bahkan 8? Ahli medis mengungkapkan rasa sakit yang dialami oleh ibu melahirkan adalah 57 del (satuan rasa sakit) yang setara dengan rasa sakit jika 20 tulang patah bersamaan, sementara rasa sakit yang mampu ditahan oleh laki-laki hanya sampai 45 del lebih dari itu ia akan mati. Maka aku tak heran jika Tuhan menjanjikan surga bagi para ibu yang gugur di medan “perang” melawan rasa sakitnya melahirkan.

Hari ini aku mendengar lagi kisah nyata tentang wanita yang kuat. Julukan Wonder Woman sepertinya sudah patut ia sandang. Ia adalah seorang ibu dengan tiga anak. Anak ketiganya yang bernama Dedi itulah yang menceritakan tentang dia padaku. Ibu Dedi adalah seorang bidan. Biasa membantu persalinan para ibu dan calon ibu di desanya. Dan keadaan darurat setiap persalinan tentu tak pandang waktu. Ibu Dedi tetap melayani kebutuhan pasien 24 jam 7 hari. Tak ada libur. Itulah yang membuat Dedi sering khawatir dan iba pada ibu yang amat disayanginya itu. Selain itu Ibu Dedi adalah Ibu yang spesial. Ibu istimewa yang mendapat amanah luar biasa, melebihi ibu pada umumnya. Amanah luar biasa itu adalah melahirkan Dedi, seorang anak berkebutuhan khusus karena mempunyai low-vision. Pasti bukan hal yang mudah membesarkan anak bungsu yang sepesial. Namun hasil didikannya dapat kulihat di sesosok Dedi yang saat itu ada di hadapanku. Ia adalah anak yang sangat sopan lebih sopan daripada teman-temannya yang lain. Ia juga berani dan bersemangat, dari puluhan anak yang kuajar waktu itu, hanya dia yang berani bertanya dan meminta jam tambahan untuk membantunya belajar. Bahkan dia juga berani menghadap dosennya untuk komplain tugas kuliah yang tidak memungkinkan dilakukan olehnya dan meminta ganti dengan tugas serupa dalam bentuk lain yang sekiranya bisa ia lakukan. Selain itu, ia adalah anak yang penuh afeksi terhadap ibunya. Sepanjang senggang sambil belajar, ia selalu menceritakan tentang sang ibu, hingga akhirnya aku sangat ingin menuliskan apa yang kudengar darinya.
Ibu luar biasa itu hanya tidur tak lebih dari 2 jam. Pukul 12 malam baru tidur, itupun jam 2 pagi selalu sudah bangun dan mulai beraktivitas. 2 jam saja, itupun jika tidak ada yang tiba-tiba menggedor pintu karena ada yang sakit. Ibu Dedi memang seorang bidan, tapi ia sangat sering dimintai tolong jika ada yang sakit, dari yang masih anak-anak hingga yang sudah renta sekalipun. Sampai pernah suatu waktu, Dedi si anak penyayangnya itu menuliskan besar-besar “JAM BERKUNJUNG MAKSIMAL PUKUL 22.00 WIB” di depan tembok rumahnya. Tapi kebutuhan masyarakat tak sanggup disangkal sang ibu. Ada saja yang datang di tengah malam atau di ujung pagi. Bahkan ada yang minta didatangi karena si sakit sudah tidak mampu berdiri.
Lebih luar biasanya lagi, semua dilakukannya sendiri. Ibu Dedi tidak lagi bersama dengan Ayah Dedi. Ya, mereka berpisah. Namun Ibu Dedi menikah lagi dan Dedi pun tinggal dengan ayah tirinya sebelum akhirnya tinggal di asrama selama kuliah ini. Dedi tak banyak menceritakan tentang ayahnya itu. Ia hanya bilang bahwa sang ibu sering melakukan pekerjaan rumah sendiri, termasuk pekerjaan yang menuntut fisik yang kuat, yang notabene dilakukan oleh seorang suami atau anak laki-laki. Wonder Woman itu sering membenarkan sendiri atap-atap yang bocor atau mengganti genteng, memangkas sendiri batang-batang pohon besar yang sudah mengganggu karena menjuntai ke bagian rumah, mengangkat ini itu sendiri, dan lain-lain. MasyaAllah begitu mandirinya beliau.
Aku sudah kagum pada beliau bahkan sebelum bertemu. Dulu sebelum menjadi anak rantau, aku adalah fans fanatik ibuku. Kuanggap ibukulah yang paling wonder woman diantara semua ibu di dunia. Kini aku mulai memahami bahwa wonder woman bertebaran di segala penjuru muka bumi. Sebab setiap ibu pasti bernaluri untuk menjadi lebih kuat dari yang ia bayangkan demi orang-orang yang ia sayangi. Selamat hari ibu, setiap hari!

@Dwis Riyuka | Yogyakarta, 2 April 2016


0 komen pemBACA:

Posting Komentar

Komentari yang sudah diBACA yuk :)