Minggu, 18 September 2016

PESAN DIRI: Talk!


Assalamualaikum, Dwis... Apakah saat membaca ini kau sudah jadi orang yang lebih baik dari sekarang? Semoga deh ya... shahaha...

Hari ini, 15 Sept 2016, aku ingin mengingatkanmu pada rasa sungkanmu yang kadang berlebihan. Kadang kau jengkel sendiri pada sifatmu ini. Tapi kok ya tak kunjung berubah. Ya... Namanya udah watak memang susah diubah. Padahal sudah banyak kejadian merugikan yang kau alami karena sifatmu ini.

Ingat tentang klien alih bahasa-mu seorang S2 Teologi dari salah satu perguruan tinggi swasta itu? Karena rasa sungkanmu di awal-awal, sampai berbulan-bulan ini dia belum juga memenuhi kewajibannya padamu. Sebenarnya bukan karena nominal yang cukup besar (eh masalah juga sih itu, sayang juga kalau dilepas begitu saja, shahaha), tapi lebih karena itu justru menunjukkan kau belum bisa profesional. Nah kau di masa ini jadi kelabakan karena orang itu menghilang. Padahal kalau dari awal kau BICARA mungkin tak akan begitu kejadiannya.

Ingat jugakah bulan lalu kau menerima tawaran mengajar ekskul di sekolah swasta, tapi beliau lupa belum menjelaskan teknis hak & kewajibanmu, dan kau asal terima saja tanpa bertanya karena sungkan dan takut tidak sopan. Kau datang saja mengajar setiap minggunya. Kau bahkan tak tahu akan dibayar berapa. Yang dipikiranmu waktu itu hanya ingin berbaik sangka. Toh mengajar itu lebih dari profesi, tapi juga sudah seperti hobi.  Arrgh... aku tak tahu, sebenarnya sungkanmu itu sifat baik atau buruk. 

Dan malam ini, kau sedang mencoba bertanya. Merangkai kata entah berapa lamanya. Ketik hapus ketik hapus karena terlewat takut kurang sopan. Hingga akhirnya... terkirim juga. Ingatkah kau apa balasannya? Beliau justru meminta maaf karena lupa menjelaskan dan lupa mengabarkan bahwa hak-mu sudah siap diberikan/dikirimkan. See? Segala ragu dan tanya teratasi bila kita BICARA. Diam tak selamanya emas. Bukankah diamlah yang sering justru menjadi sumber kesalahpahaman. 

Jadi pesanku kali ini adalah bicarakan apa yang memang perlu kau bicarakan; sampaikan apa yang memang perlu kau sampaikan. Tak perlu risau tentang respon lawan bicaramu nantinya, asal kau sudah sopan dan tidak menyakiti, kau tidak salah. Apalagi kalau ini menyangkut hal profesional, kau memang sepatutnya BICARA



_Salam cinta dariku yang masih belajar demi baikmu saat ini.

#pesandiri | Dwis Riyuka | Janti, 15 September 2016

0 komen pemBACA:

Posting Komentar

Komentari yang sudah diBACA yuk :)