Rabu, 08 Februari 2017

(BUKAN) KAMUS BERJALAN

Sumber: Pinterest
"Tring!" Sebuah pesan masuk. Lalu diikuti beberapa pesan lain. Isinya adalah kiriman foto atau screenshoot sebuah teks 1 halaman yang diikuti pesan "Mbak, bahasa Inggrisnya apa?" Kadang juga ada pesan copy-paste 1 paragraf lebih yang disusul kalimat "Dwis, bahasa Inggrisin dong!" Bahkan pernah juga mengirimi soal-soal bahasa Inggris dengan bubuhan pesan "Mbak, tolong bantuin ngerjain ya. Itu nomer 23-30 jawabannya apa?"

Umumnya jawaban andalanku:
"You try first." 
"Coba kalau menurutmu gimana dulu?"
"Kirim versimu? Nanti coba ta koreksi kalau ada yang kurang tepat."
"Yang perlu dijelasin atau belum bisa yang bagian mana?"

Ada yang kemudian balas lagi "Okay deh ta coba dulu ya, nanti benerin." Ada pula yang balas "Ayolah... aku nggak bisa." atau "Duh nggak bisa semua, makanya nanya."

Well, saya sudah gemes pingin nulis uneg-uneg ini dari dulu. Dan serius deh aku nggak bisa nulis ini dengan versi santun mendayu-dayu. Kayaknya memang harus kutulis lugas.

Entah pengalaman begini memang dialami sama semua anak jurusan bahasa sastra Inggris, pendidikan Inggris, de el el yang berbau-bau Inggris) atau nggak. Bukannya nggak mau bantu ya tapi aku (mungkin juga mewakili anak bahasa Inggris yang lain) paling geregetan kalau pada nanya bukan karena mau belajar tapi emang karena males. Keliatan kaleee. Pesan-pesan itu dari segi bahasa pun kesannya maksa, nyuruh, bukan minta tolong. Beneran deh aku pun jadi malas meladeni sebenarnya, karena aku juga sedang melakukan kesibukanku. Dipikir gampang dan cepet apa nerjemahin segitu. Nggak tahu sih karena ada sisi perfeksionis atau gimana, aku selalu butuh ngecek bener nggaknya beberapa istilah melalui aplikasi kamus Cambridge. Atau setidaknya utak-atik kalimat terjemahannya biar lebih sesuai konteks dan bahasa. Apalagi kalau memang teksnya bertema bidang khusus ya aku juga harus nyari vocab yang nggak kuhafal. Aku bukan orang Inggris asli, juga bukan orang dengan IQ super tinggi, jadi aku nggak hafal jutaan vocab di kamus ya. Bahasa Indonesia aja ada kosakata yang nggak kutahu dan hafal. Lagipula, sebagai anak Bahasa Inggris tentu aku punya tuntutan (sekaligus beban) moral buat ngasi terjemahan yang bener, tuntutannya yang lebih gede daripada anak jurusan lain tapi pinter bahasa Inggris. Kalau salah, kurang tepat, terdengar aneh, toh pasti pada protes kan?? 

Jadi please, tolong, kumohoooon, jangan jadikan aku kamus berjalan andalan kalau kalian lagi mendadak butuh tapi males nerjemahin (ya keleus bagian yang kalimat sederhana "Saya berpikir bahwa...." atau "Saya suka memasak" dan kalimat sederhana lainnya harus banget saya terjemahin? Nggak tahu atau pada nggak mau tahu sih??), atau kalau kepepet pas ujian langsung ngirim soal nyuruh njawabin, atau kalau mau sok-sokan ngirim chat bahasa Inggris ke gebetan, dan aneka alesan njengkelin lainnya. Please don't do that to me again! I'm pissed off. Really. Njengkelin tau...

Beda dengan yang memang niat belajar. Dari bahasa aja udah beda, jelas lebih sopan dan enak didengar.
"Mbak bahasa Inggrisnya ...... apa ya?"
"Kalau dirangkai jadi kalimat bener begini nggak, mbak?"
"Mbak tolong koreksikan kalimat saya ini bener nggak ya?" (asal nggak dadakan minta dikoreksikan berlembar-lembar hasil google translate deh)
Aku bakal lebih respect dong pastinya, apalagi kalau: "Mbak, translate di mbak per halamannya berapa ya? Aku mau minta tolong nerjemahin nih..." (eaaaa...hahaha, rejeki nih susah nolaknya).

Intinya sih, cobalah sedikit respect sama ilmu dan waktu orang lain. Ini nggak cuma berlaku buat anak bahasa Inggris aja lhoh. Pun berlaku pada temanmu yang bisa desain, bisa ngomik, bisa ini, bisa itu. Minta tolong boleh, but please respect and have a heart! Thanks.

0 komen pemBACA:

Posting Komentar

Komentari yang sudah diBACA yuk :)