Suatu kali di bulan ramadhan, aku dan seorang temanku menuju bagian selatan Yogyakarta, Jalan Parangtritis lebih tepatnya. Masih di kilometer awal-awal, kami berbelok ke Jalan Jogokariyan di mana Masjid Jogokariyan megah berdiri di sisi kiri jalan. Ya, itulah Masjid tujuan kami.
#PasarRamadhan
Sore itu kami sampai di sana jam 4. Pasar tiban di bulan Ramdhan ini belum begitu ramai, tapi para penjual sudah stand-by sejak ba'da Ashar, bahkan ada yang sebelumnya (Kok tau? Iya dulu pernah juga jual dagangan PKMK di sini). Saat tiba di masjid, rupanya kegiatan kajian belum dimulai. Jadi, usai memarkir motor, kami jalan-jalan dulu sekedar window-shopping.
Sepuluh menit berselang sembari kami berjalan santai menyisir jalan Jogokariyan. Sepanjang itu, kami hanya 'kecantol' membeli telur asin untuk sahur dan buka (saking bingungnya milih mau beli yang mana, jadi mending nggak usah beli yang macem-macem aja). Rintik gerimis mempersyahdu suasana. Mulai menemani suara nasyid dan lagu islami anak yang sedang diputar melalui pengeras suara yang tersebar di sepanjang pasar jajanan ini. Kami berdua segera merapat ke masjid.
#DongengIslamiAnak
Di masjid sudah banyak anak-anak duduk berjajar rapi, sebagian lari-lari. Kami pun asal nimbrung duduk di shaf paling belakang menghadap ke panggung di serambi masjid. Naiklah seorang host, dan ia membuka acara. Rupanya hari ini tak ada kajian, melainkan kegiatan mendongeng dari Listeno (sebuah aplikasi kumpulan dongeng yang disuarakan, bukan berupa tulisan, kalau ingin tau coba download sendiri, ntar aku dikira promosi lagi). Kak Nuno nama pendongeng sekaligus MC itu. Ia berkisah tentang Nabi Sulaiman dan semut dalam surat An-Naml ayat 18-19.
Sungguh, hari itu saya merasa senang bisa menikmati suasana seperti ini. Riuh semarak anak-anak di sekeliling, warga yang ramah, serta nuansa Islami yang lekat. Sampai-sampai tahun lalu saya pernah punya keinginan yang temaktubkan melalui status di sosmed, hahaha. Jika saya memang ditakdirkan menetap di Jogja, saya ingin punya rumah di daerah Jogokariyan. Boleh banget lho kalau mau mengaminkan, hehehe.
#AnakAnakCerdas
Kak Nuno yang kreatif itu tidak hanya mendongeng. Usai bagi-bagi hadiah, ia mengajak beberapa adik-adik naik panggung untuk mengisi waktu sebelum berbuka. Adik-adik manis itu harus hafalan surat pendek dulu sebelum menerima hadiah dari kak Nuno.
Aaaak.... mereka nggemesin banget, beneran nggak bohong. Ada satu anak berbaju dan celana warna merah, sepertinya dia belum bersekolah. Masih mungil imut-imut, namanya Fahri. Ketika ditanya mau ngafal surat apa, surat An-Naas katanya. Tapi ia malah baca surat Al-Falaq. Sontak para hadirin ketawa karena gemes. Lalu dia berubah pikiran menghafal surat lain. Ada pula satu anak amazing lain, namanya Angger. Ia menghafal surat At-Tiin dengan fasih, lancar, dan merdu. MasyaAllah, aku langsung ngefans aja tiap ketemu anak-anak macam ini.
#BukaPuasa
Santap buka dibagikan secara estafet. Kami yang ada di sini bantu membantu membagikan makan dan minum kepada jama'ah lain. Masjid teladan ini memang istimewa. Telah dianggarkan 2000kg beras, 1200kg gula, dan bahan-bahan lain dengan total 196,8 juta untuk Ramadhan tahun ini. Bagi kalian yang ingin berinfaq boleh banget datang langsung ke sekretariat takmir, boleh berupa bahan makanan atau uang. Yang nun jauh dari sini, boleh banget transfer via bank Muamalat atas nama Sudi Wahyono ke nomor rekening 5310065412. Semoga bagimu pahala yang sama dengan orang-orang yang berpuasa dan berbuka di sana.
#Tarawih
Tarawih di sini pun istimewa. Tarawih dilaksanakan ala Madinah. Juz 30 dari An-Naba' sampai An-Naas dibabat habis malam itu. Karena tarawihnya lama, disediakanlah beberapa kursi bagi yang sudah sepuh (lanjut usia). Maklum, setahu saya di daerah sini memang banyak kakek-nenek yang mencapai usia 80-90an.
Pokoknya kalian nggak asik nggak gaul kalau di Jogja tapi belum pernah ngerasain ramadhan ala kampung jogokariyan ini.
Tantangan #29hariMenulisCinta #Day4
#PasarRamadhan
Sore itu kami sampai di sana jam 4. Pasar tiban di bulan Ramdhan ini belum begitu ramai, tapi para penjual sudah stand-by sejak ba'da Ashar, bahkan ada yang sebelumnya (Kok tau? Iya dulu pernah juga jual dagangan PKMK di sini). Saat tiba di masjid, rupanya kegiatan kajian belum dimulai. Jadi, usai memarkir motor, kami jalan-jalan dulu sekedar window-shopping.
Sepuluh menit berselang sembari kami berjalan santai menyisir jalan Jogokariyan. Sepanjang itu, kami hanya 'kecantol' membeli telur asin untuk sahur dan buka (saking bingungnya milih mau beli yang mana, jadi mending nggak usah beli yang macem-macem aja). Rintik gerimis mempersyahdu suasana. Mulai menemani suara nasyid dan lagu islami anak yang sedang diputar melalui pengeras suara yang tersebar di sepanjang pasar jajanan ini. Kami berdua segera merapat ke masjid.
#DongengIslamiAnak
Di masjid sudah banyak anak-anak duduk berjajar rapi, sebagian lari-lari. Kami pun asal nimbrung duduk di shaf paling belakang menghadap ke panggung di serambi masjid. Naiklah seorang host, dan ia membuka acara. Rupanya hari ini tak ada kajian, melainkan kegiatan mendongeng dari Listeno (sebuah aplikasi kumpulan dongeng yang disuarakan, bukan berupa tulisan, kalau ingin tau coba download sendiri, ntar aku dikira promosi lagi). Kak Nuno nama pendongeng sekaligus MC itu. Ia berkisah tentang Nabi Sulaiman dan semut dalam surat An-Naml ayat 18-19.
Sungguh, hari itu saya merasa senang bisa menikmati suasana seperti ini. Riuh semarak anak-anak di sekeliling, warga yang ramah, serta nuansa Islami yang lekat. Sampai-sampai tahun lalu saya pernah punya keinginan yang temaktubkan melalui status di sosmed, hahaha. Jika saya memang ditakdirkan menetap di Jogja, saya ingin punya rumah di daerah Jogokariyan. Boleh banget lho kalau mau mengaminkan, hehehe.
#AnakAnakCerdas
Kak Nuno yang kreatif itu tidak hanya mendongeng. Usai bagi-bagi hadiah, ia mengajak beberapa adik-adik naik panggung untuk mengisi waktu sebelum berbuka. Adik-adik manis itu harus hafalan surat pendek dulu sebelum menerima hadiah dari kak Nuno.
Aaaak.... mereka nggemesin banget, beneran nggak bohong. Ada satu anak berbaju dan celana warna merah, sepertinya dia belum bersekolah. Masih mungil imut-imut, namanya Fahri. Ketika ditanya mau ngafal surat apa, surat An-Naas katanya. Tapi ia malah baca surat Al-Falaq. Sontak para hadirin ketawa karena gemes. Lalu dia berubah pikiran menghafal surat lain. Ada pula satu anak amazing lain, namanya Angger. Ia menghafal surat At-Tiin dengan fasih, lancar, dan merdu. MasyaAllah, aku langsung ngefans aja tiap ketemu anak-anak macam ini.
#BukaPuasa
Santap buka dibagikan secara estafet. Kami yang ada di sini bantu membantu membagikan makan dan minum kepada jama'ah lain. Masjid teladan ini memang istimewa. Telah dianggarkan 2000kg beras, 1200kg gula, dan bahan-bahan lain dengan total 196,8 juta untuk Ramadhan tahun ini. Bagi kalian yang ingin berinfaq boleh banget datang langsung ke sekretariat takmir, boleh berupa bahan makanan atau uang. Yang nun jauh dari sini, boleh banget transfer via bank Muamalat atas nama Sudi Wahyono ke nomor rekening 5310065412. Semoga bagimu pahala yang sama dengan orang-orang yang berpuasa dan berbuka di sana.
#Tarawih
Tarawih di sini pun istimewa. Tarawih dilaksanakan ala Madinah. Juz 30 dari An-Naba' sampai An-Naas dibabat habis malam itu. Karena tarawihnya lama, disediakanlah beberapa kursi bagi yang sudah sepuh (lanjut usia). Maklum, setahu saya di daerah sini memang banyak kakek-nenek yang mencapai usia 80-90an.
Pokoknya kalian nggak asik nggak gaul kalau di Jogja tapi belum pernah ngerasain ramadhan ala kampung jogokariyan ini.
Tantangan #29hariMenulisCinta #Day4
0 komen pemBACA:
Posting Komentar
Komentari yang sudah diBACA yuk :)