Satu nafas yang kuhembuskan,
Beribu lelah yang kau rasakan.
Satu keluh yang kulanturkan,
Hanya senyum yang kau tunjukkan.
Dan amarah yang kulampiaskan,
Kau membalas dalam diam.
Ketika kusambut impian yang lama kudambakan,
Pelaminan yang diidamkan tiap insan,
Tak ada yang mampu kubandingkan,
Kebahagiaan yang mencuat atas kata ‘sah’ yang terdengungkan.
Dan ketika buah hati tak jadi turun ke bumi,
Tak setetes pun kau jatuhkan tangis,
Demi menguatkan hatiku yang teriris.
Engkau syair Tuhan,
Yang dilantunkan pohon-pohon dan kelopak bunga,
Yang dinyanyikan burung-burung dan malaikat surga.
Cintamu darah bagi dagingku.
Air bagi gurun jiwaku.
Aku sungguh tak mampu berkata-kata,
Namun, perasaan ini bukanlah dusta.
Kuharap mampu mewakilkan segala rasa,
Untukmu, suamiku tercinta.
Penulis: Putri Elisarizqia Agusintha.
Nama penanya Putri Sintha. Asal Purwokerto. Lahir 31 Agustus 1993. Tinggal di Yogyakarta. Kuliah di Bahasa dan Sastra Inggris, UNY. Penyuka anime, coklat, dan pantai. Email: storiestha@gmail.com.
0 komen pemBACA:
Posting Komentar
Komentari yang sudah diBACA yuk :)